Jumat, 09 Juli 2010

Paul Sang Gurita "Dukun"

Sejuta sesal. Pria tua itu pergi meninggalkan bandar judi William Hill. Dia kalah telak. Uang Rp 5,7 miliar terbang dalam semalam. Dia memilih Jerman. Spanyol yang bersorak. “ Ini kekalahan terbesar sepanjang Piala Dunia 2010,” kata Graham Sharpe, juru bicara bandar judi di Inggris itu. Kekalahan si petaruh tua itu ramai diberitakan media massa di London, Kamis kemarin.

Dan uang sebanyak itu lenyap, lantaran Pak Tua ini meremehkan seekor gurita. Ya, gurita bernama Paul, yang sepekan belakangan, namanya lebih sering disebut ketimbang Lionel Messi atau “si tangan Tuhan” Maradona. Lebih sering ditulis wartawan, ketimbang Carlos Puyol yang dengan sekali tanduk menjebol gawang Jerman.

Sepanjang Piala Dunia 2010 ini, ramalam si Gurita Paul itu memang super jitu. Selalu benar. Jelang laga Jerman versus Spanyol, dia memastikan Spanyol bakal membekuk Jerman.

Publik Jerman cemas. Berharap ramalan “hewan sialan” ini meleset. Walau banyak penjudi di William Hill mengekor si gurita ini, petaruh tua itu memilih melawan arus. Seperti public Jerman, dia menelan kekalahan.

Lantaran banyak petaruh mengacu kepada ramalan si gurita ini, bandar judi William Hill pun mengubah taktik jelang laga final Spanyol versus Belanda. Para petaruh disuruh memilih tim mana yang dipilih si gurita “Mereka harus menebak tim mana yang dipilih Paul,” kata Sharpe. Taruhan model begini menutup peluang para penjudi mengekor ramalam Paul yang jitu selalu itu.

Sesudah sukses meramalkan kekalahan Jerman-- dan sebelumnya Argentina-- berita tentang si gurita ini bertaburan ke seluruh jagat. Disambut sukaria, juga kejengkelan. Publik di Argentina, misalnya, mengancamnya setelah tim asuhan Maradona ditekuk Jerman, persis seperti ramalan Paul.

Surat kabar Argentina, El Dia, bahkan membuat resep khusus bagi mereka yang bisa membeli Paul. “Yang Anda butuhkan adalah empat iris kentang, minyak zaitun sebagai perasa dan sedikit lada,” tulis Koran besar di Argentina itu.

Sesudah kekalahan Jerman dari Spanyol sebagaimana diramalkan Paul, fans Jerman juga murka. Banyak yang mengusulkan agar si gurita itu segera ditaruh di kuali, lalu digoreng. Ada pula yang mendesak agar si gurita ini segera angkat kaki ke negeri asalnya, Inggris.

Si gurita Paul ini memang lahir di suatu tempat penangkaran di Kota Weymouth, Inggris, pada 2006. Namun, pada tahun itu juga, dia dipindahkan ke kota Oberhausen, Jerman. Hingga kini, dia menjadi warga suatu wahana hiburan mahluk-mahluk laut di Oberhausen.

Dia dinamakan Paul lantaran pengelola Taman Laut Oberhausen terinspirasi karya sajak Boy Lornse, seorang penulis cerita anak-anak, berjudul “Der Tintenfisch Paul Oktopus.”

Fiona Smith, mantan pengasuh Paul di Weymouth Sea Life Park, tidak menyangka bahwa bekas asuhannya itu dianggap punya daya ramal yang dipercaya banyak orang untuk urusan pertandingan sepakbola. “Dia tidak pernah melakukan prediksi semasa tinggal di sini. Mungkin saja dia saat itu menunggu momen besar seperti Piala Dunia untuk menunjukkan kemampuannya,” kata Smith kepada harian The Dorset Echo.

Di usia belia, Paul ternyata sudah memiliki daya pikat. Menurut Direktur Hiburan Taman Laut Oberhausen, Daniel Fey, gurita itu menatap pengunjung dengan cara yang unik. “Ada sesuatu yang menarik dari cara dia memandang para pengunjung saat mereka mendekat ke akuarium. Pokoknya tidak biasa. Maka, kami saat itu berupaya mencari tahu apa bakat khusus yang dimiliknya,” kata Fey, seperti yang dikutip di laman PEOPLEpets.com.

Entah, petugas mana yang kali pertama menemukan “bakat” Paul dalam urusan tebak-menebak. Namun, Fey dan rekan-rekan patut diacungi jempol karena kreatif dalam menarik minat para pengunjung dengan menonjolkan daya tarik si gurita ini.

Mereka menaruh dua kotak plastik kecil, yang masing-masing berisi makanan yang sama untuk si gurita. Masing-masing kotak ditempeli stiker bendera dari dua negara yang berbeda.

Dua bendera itu mewakili dua kesebelasan yang akan bertarung. Bila Paul hinggap di salah satu kotak dan mengambil makanan di dalamnya, berarti kesebelasan dari stiker bendera yang tertempel di kotak itulah yang bakal menang. Selama ini, Paul hanya diberi kesempatan menebak pertandingan-pertandingan yang melibatkan kesebelasan Jerman.

Dengan metode itulah gurita tersebut memulai debut pada Piala Eropa 2008. Pada turnamen yang berlangsung di Swiss dan Austria itu, Paul berhasil menebak dengan tepat pemenang pada lima pertandingan.

Satu-satunya tebakan yang meleset adalah meramal partai final antara Jerman dan Spanyol. Dia hinggap di kotak yang bertempelkan stiker bendera Jerman, padahal pertandingan dimenangkan Spanyol dengan skor 1-0.Spanyol meraih Juara Eropa 2008.

Pada Piala Dunia di Afrika Selatan kali ini, Paul menciptakan rekor baru. Dia berhasil menebak semua hasil pertandingan yang diikuti Jerman, termasuk meramal dua kekalahan yang diderita Tim Panser – yaitu dari Serbia (tahap penyisihan grup) dan Spanyol (semifinal).

Belakangan muncul dua pesaing si gurita ini. Seekor burung Parkit dari Singapura dan seekor Simpanse dari Estonia. Seperti dilansir Tabloid Ohtuleht di Estonia bahwa Simpanse bernama Pino itu meramalkan dalam laga final Senin pagi,12 Juli ini, Belanda keluar sebagai pemenang.

Jika dalam meramal Paul memilih makanan dalam kotak, Simpanye itu diminta memilih dua kantong beras yang dipasang bendera Spanyol dan Belanda. Dan dia langsung memilih kantong beras berbendera Belanda.

Publik Belanda senang dengan si Pino, tapi banyak yang menilai dia tidak independen. Pasalnya, walau tinggal di Kebun Binatang Tallinn di Estonia, Pino lahir di Amsterdam, Belanda.

Ramalan pakar mana yang benar, baru bisa dibuktikan sesudah laga final itu. Tapi sejumlah ahli hewan kini sibuk mengkaji asal muasal kehebatan sejumlah hewan itu. Seperti manusia, hewan pun memiliki kecerdasan, termasuk burung, simpanse dan gurita. Untuk kasus Paul, misalnya, para ahli mencoba menjelaskan secara ilmiah.

Paul diduga memiliki pilihan khusus atas bentuk gambar bendera yang tertempel di dua kotak di hadapannya. Menurut sejumlah eksperimen, gurita ras octopus vulgaris seperti Paul merupakan hewan yang pintar.

Shelagh Malham, peneliti dari Universitas Bangor, menguraikan bahwa hewan itu bisa membedakan obyek yang terang atau gelap, ukuran, bentuk, dan orientasi benda yang berbentuk vertikal atau horisontal. “Mereka lebih tertarik dengan bentuk obyek yang horisontal,” kata Malham, yang dimuat di laman harian Inggris, Daily Mail.

Namun, harian ini juga memuat bantahan dari seorang peniliti di Amerika Serikat atas klaim bahwa gurita bisa membedakan warna. Janet Voight, pengamat dari Chicago Field Museum of Natural History menilai bahwa gurita tidak terpengaruh oleh warna obyek yang dilihat.
“Tidak, tidak ada bukti bahwa gurita punya pandangan atas warna. Lagipula, warna merah pun sulit terlihat pada kedalaman sepuluh kaki (3 meter) di dalam air,” tutur Voight.

Maka, Paul diduga tidak bisa melihat benda berwarna, namun tertarik mendekat ke obyek yang punya bentuk horisontal yang tebal.

Bendera seperti Jerman, Spanyol, dan Serbia hanya bergambar garis-garis horisontal yang tebal. Kemungkinan bendera-bendera itulah kesukaan Paul.

Namun, bagaimana menjelaskan pilihan Paul saat kesebelasan dari dua diantara tiga bendera itu bertemu? Menurut Daily Mail, bendera Jerman memiliki garis horisontal yang lebih tebal. Namun, bendera Spanyol memiliki garis kuning yang lebih lebar dan bentuk itu mungkin yang lebih disukai Paul ketika kedua kesebelasan bertemu.

Bendera Serbia pun memiliki garis yang lebih terang dan jelas ketimbang bendera Jerman. Maka, sebelum kedua kesebelasan bertarung, Paul sudah memilih Serbia dan kebetulan tim dari Balkan itu menang.

Apapaun kata para ahli itu, selain David Villa, Diego Forlan, Lionel Messi, Wesley Sneijder, dunia akan mengenang si gurita ini dari hajatan Piala Dunia di Afrika itu. Seperti para bintang itu, dia bisa membuat banyak orang bersukaria, juga berlinang air mata

• VIVAnews

http://sorot.vivanews.com/news/read/163538-paul-sang-gurita--dukun-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar